image

Hidayat Nur Wahid: Pemuda Harus Memahami Sejarah

Sabtu, 09 Oktober 2021 14:42 WIB

Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengingatkan para pemuda untuk memahami sejarah secara utuh. Pemahaman sejarah ini diperlukan agar para pemuda bisa belajar mengenai peran pemuda pada masa perjuangan sehingga pemuda bisa eksis, menyatukan warga bangsa, dan menyelesaikan berbagai permasalahan bangsa termasuk menghadapi pandemi Covid-19

“Anak muda adalah bagian dari sejarah. Dari para pemuda masa lalu kita bisa belajar tentang solidaritas dan soliditas,” kata Hidayat Nur Wahid ketika menjadi narasumber dalam seminar nasional bertema “Peran Pemuda dalam Mengokohkan Simpul Kebangsaan di Tengah Kemajemukan dan Pandemi” di Kristal Hotel, Jakarta Selatan, Sabtu (9/10/2021). Gurbernur DKI Jakarta Anies Baswedan turut menyampaikan keynote speech dalam seminar kerjasama MPR dengan Gema Keadilan DKI Jakarta ini.

Hidaya Nur Wahid menjelaskan para pemuda Indonesia tampil bersama dengan pejuang bangsa, TNI, dan para ulama untuk menyelamatkan Indonesia dari ideologi komunis atau pemberontkan komunisme pada tahun 1948 dan 1965. “Para pemuda menyelamatkan Indonesia, menyelamatkan Pancasila, dan menyelamatkan negara,” ujarnya.

Soliditas pemuda bersama TNI dan warga bangsa lainnya, lanjut Hidayat, bisa menggagalkan pemberontakan PKI pada tahun 1945 dan menyelamatkan negara dari pengambil-alihan kekuasaan oleh PKI. “Karena itu, sangat penting bagi para pemuda untuk memahami sejarah secara utuh. Yaitu agar mereka bisa mengetahui beragam upaya untuk mengaburkan dan pemutarbalikan sejarah,” kata Wakil Ketua MPR dari Fraksi PKS ini.

“Dengan memahami sejarah itu, para pemuda bisa mengetahui perannya agar eksis dan menyatukan warga bangsa serta menyelesaikan permasalahan bangsa seperti pandemi, serangan dari luar, infiltrasi ideologi komunisme, atheism, atau ideologi lain yang ingin mengubah Pancasila,” imbuhnya.

Hidayat menambahkan di tengah pandemi Covid-19 ini, para pemuda bisa menciptakan solidaritas dan soliditas dengan menguatkan simpul-simpul kebangsaan. Mengutip ajaran di pesantren, bahwa “kalau anda tidak punya, maka anda tidak bisa memberi”, Hidayat mengharapkan agar pemuda memiliki solidaritas sehingga bisa memberikan solidaritas kepada yang lain, para pemuda juga agar solid sehingga bisa mensolidkan yang lain.  

“Kesadaran seperti itulah harus diinternalisasi kepada para pemuda sehingga pemuda tetap berperan dan berkiprah untuk warga bangsa seluruhnya serta siap bekerjasama dengan siapapun. Solidaritas dan soliditas berperan penting menghadapi berbagai tantangan termasuk pandemi Covid-19,” jelasnya.

Hidayat juga meminta para pemuda untuk tidak mensia-siakan kesempatan yang diberikan negara agar bisa berkiprah dan berperan. Menurut Hidayat, dalam konteks hukum dan demokrasi, tidak ada halangan atau membatasi kreasi dari anak-anak muda. “Negara tidak menghalangi atau mempersulit semua anak muda dari latar belakang apapun untuk berkreasi. Negara memberi ruang kepada anak-anak muda untuk tampil dan eksis mengokohkan kebersamaan dengan warga bangsa lainnya,” ujarnya.

Karena itu, Hidayat meminta para pemuda untuk tidak mensia-siakan kesempatan yang telah diberikan negara, Pancasila, UUD, dan sistem hukum. “Jangan di-mubazirkan. Pemuda agar meningkatkan kualitas pribadi, intelektual, tanggung jawab moral. Karena perlu kompetensi untuk bisa berkompetisi baik di dunia nyata maupun di dunia maya,” ucapnya.

Turut sebagai narasumber dalam seminar nasional ini Dr. Handi Risza (Wakil Rektor Universitas Paramadina), Dr. Agus Ismail M.Eng (social motivator), Haris Pratama (Ketua Umum DPP KNPI). Seminar juga dihadiri Komjen Pol (Purn) Drs H Adang Daradjatun Dr Hj. Anis Byarwati, S.Ag,   Drs H. Khoiruddin MSi (Dewan Pembina DPW Gema Keadilan DKI Jakarta), Ahmad Rachmawan, MSi (Ketua DPW Gema Keadilan DKI Jakarta), Andriyana, ST, MA (Ketua Kepemudaan DPW PKS DKI), Dikarno, SH (Kepala Bagian Sekretariat Wakil Ketua MPR RI).


Anggota Terkait :

Dr. H. M. HIDAYAT NUR WAHID, M.A.