image

Kutuk Aksi Bom Bunuh Diri, Gus Jazil: Bertentangan dengan Agama dan Kemanusiaan

Senin, 29 Maret 2021 15:50 WIB

 

JAKARTA – Wakil Ketua MPR RI Dr Jazilul Fawaid SQ MA mengutuk keras aksi bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan yang menyebabkan sebanyak 20 korban luka-luka dan dua meninggal yang diduga merupakan pelaku aksi bom bunuh diri.

Menurut Guz Jazil, aksi terorisme dengan tindakan bom bunuh diri tersebut tidak bisa dibenarkan dengan dalih apapun, termasuk dengan kedok agama. Sebab, semua agama menganjurkan perdamaian. ”Tidak ada agama yang menganjurkan aksi terorisme. Ini bertentangan dengan agama dan kemanusiaan. Karena itu, saya mengutuk keras aksi bom bunuh diri ini,” katanya, Senin (29/3/2021).

Dikatakan Gus Jazil, aksi seperti ini justru akan mengoyak persatuan dan memunculkan praduga-praduga, termasuk mencoreng citra agama, khususnya Islam yang sering dituduh sebagai pembenar aksi terorisme seperti tindakan bom bunuh diri dengan dalih berjihad. ”Jihad dalam Islam tidak seperti itu. Itu adalah tindakan kelompok pengecut dengan berkedok pada agama,” katanya.

Wakil Ketua Umumm DPP PKB ini pun meminta masyarakat untuk bersatu, tetap tenang dan tidak merasa ketakutan dengan adanya terror tersebut. Sebab, ketakutan justru membuat para pelaku merasa berhasil dalam misinya.

Disisi lain, pihaknya mendorong para pihak penegak hukum, khususnya Polri dan TNI untuk meningkatkan keamanan dan kewaspadaaan. Disisi lain, Gus Jazil juga mengapresiasi respons cepat Polri dan TNI yang telah berhasil mengedentifikasi pelaku aksi bom bunuh diri. 
”Polri dan TNI harus untuk bersatu padu, bergerak cepat mengungkap dalang di balik aksi bom bunuh diri ini. Para penegak hukum harus bisa memastikan bahwa kondisi bangsa kita benar-benar aman. Apalagi di tengah situasi pandemi Covid-19 sekarang ini, keamanan atau ketenangan masyarakat harus dijamin oleh negara,” katanya. 
Dirinya meyakini bahwa negara tidak akan tinggal diam dan membiarkan aksi-aksi semacam ini terjadi lagi di kemudian hari. ”Kasus ini harus menjadi pembelajaran yang tidak boleh terulang lagi,” katanya.

Dengan adanya peristiwa ini, Gus Jazil pun menegaskan kembali dukungannya terkait langkah Presiden Joko Widodo yang telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Esktremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme.

Perpres yang ditandatangani pada 6 Januari ini bertujuan untuk mencegah ancaman ekstremisme berbasis kekerasan dan mengarah pada aksi terorisme di Indonesia. ”Kami setuju dengan perpres tersebut demi terciptanya persatuan dan kerukunan, sekaligus mencegah lahirnya pikiran dan aksi ekstremis yang dapat memecah belah kedaulatan negara,” katanya.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa pihaknya telah berhasil mengungkap identitas pelaku aksi bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021). Selain itu, Polri juga menangkap empat orang yang diduga terlibat dalam aksi ini. Mereka ditangkap di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Mereka diduga bagian dari Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Sulawesi Selatan.

Kapolri juga memerintahkan Kepala Detasemen Khsusus (Densus) 88 Antiteror untuk mencari bagian dari kelompok teroris yang mengancam kehidupan masyarakat, dan mengimbau warga untuk tetap tenang dan tidak panik pasca-ledakan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar. (*)


Anggota Terkait :

H. JAZILUL FAWAID, S.Q., M.A.