Jakarta,- Di hadapan delegasi Menteri dari Republik Maldives, yang kebetulan sama dengan dirinya, alumni Universitas Islam Madinah Arab Saudi, Wakil Ketua MPR RI Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid, MA mengatakan, bahwa pada tahun 2011 saat menjadi Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Ia pernah berkunjung ke Maldives. Kunjungan, itu dilakukan untuk mengundang Pimpinan Parlemen Maldives hadir pada pertemuan parlemen Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Waktu itu, Indonesia adalah presiden dari Parlemen OKI. Dan Maldives adalah anggota OKI, tetapi belum menjadi anggota Parlemen OKI.
Pada pertemuan, tersebut Pimpinan Parlemen Maldives setuju bergabung menjadi anggota Parlemen OKI. Dan alhamduliLlah keanggotaa Maldives sudah terrealisasi pada tahun 2012. Karena itu Hidayat Nur Wahid yang akrab dengan sapaan HNW, saat menjadi Ketua Steering Committee pembentukan Forum MPR se Dunia kembali mengundang Ketua Parlemen Maldives untuk ikut hadir ke Bandung, agar eksistensi lembaga2 permusyawaratan dalam lingkungan Parlemen OKI bisa memperkuat praktek demokrasi di negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam.
“Pertemuan tadi adalah bukti bahwa alumni Timur Tengah, seperti Universitas Madinah, memiliki peran dalam penguatan kerja-kerja berdemokrasi. Pertemuan tersebut menegaskan, apa yang dipelajari di Timur tengah bukan takfiry, anti demokrasi, eksklusif dan anti sosial, sebagaimana sering dituduhka . Pertemuan itu bukti bahwa alumni Timur Tengah juga mementingkan kemaslahatan masyarakat, dan mencintai bangsa dan negara. Karena seperti dirinya, saat ini mereka juga adalah pimpinan negara yang dipercaya sebagai Menteri2 di negaranya,” kata Hidayat Nur Wahid menambahkan.
Pernyataan itu disampaikan Hidayat Nur Wahid, MA usai menerima kunjungan dua orang Menteri dari Republik Maldives. Yaitu Menteri Dalam Negeri Sheikh Imran Abdullah dan Menteri Agama Sheikh Ilyas Jamal. Pertemuan berlangsung di Ruang Kerja Wakil Ketua MPR, Gedung Nusantara III Kompleks Parlemen Jakarta, Rabu (11/1/2023).
Pertemuan Hidayat dengan tamunya, berjalan dengan akrab dan penuh kekeluargaan. Karena mereka memiliki latar belakang Pendidikan yang sama, sebagai alumni dari Universitas Islam di Madinah, Arab Saudi. Bahkan, tujuan utama mendagri dan menag Republik Maldives ke Indonesia adalah untuk menghadiri Forum Pertemuan Alumni Universitas Arab Saudi se-ASEAN dan Asia Pasifik di Indonesia.
Pertemuan dengan dua Menteri asal Maldives, menurut Anggota DPR RI Dapil DKI Jakarta II meliputi Luar Negeri, Jakarta Pusat dan Selatan, ini diharapkan bisa mengkoreksi tudingan bahwa Timur Tengah adalah kawasa penghasil terorisme dan radikalisme. Buktinya banyak alumni Timur Tengah di Maldives, Indonesia dan di banyak negara lainnya, yang membuktikan bahwa Islam yang dipelajari adalah agama yang menghadirkan sikap hidup kooperatif dan kolaboratif, bermusyawarah, menjaga ukhuwah islamiyah sekaligus ukhuwah insaniyah dan wathaniyah, serta menghadirkan sikap hidup yang berorientasi untuk berkontribusi mewujudkan Islam yang Rahmatan lil alamin.
Pada kesempatan itu, HNW menyatakan sepakat dengan tetamunya para Menteri dari Maldives, agar kedua negara saling meningkatkan hubungan dan kerjasama. Baik hubungan antar pemerintah, parlemen, warga maupun partai politik. “Saya sempat sampaikan, peningkatan hubungan dan kerjasama, itu juga akan lebih cepat terealisasi jika Maldives membuka penerbangan laangsung Indonesia-Maldives, tanpa harus melalui Singapura maupun Srilanka,” pungkasnya.
Republik Maldives/Maladewa adalah sebuah negara kepulauan di Samudra Hindia. Negara ini terletak di sebelah selatan-barat daya India, sekitar 700 km sebelah barat daya Sri Lanka. Seluruh penduduk Maladewa beragama Islam. Konstitusi negeri itu bahkan mengatur, warga negara yang berganti agama, berarti keluar dari negera
Maldives adalah negeri yang aman. Di sana rumah2 tidak berpagar, dan saat waktu salat tiba, masyarakatnya melaksanakan salat. Ketaataan masyarakat Maladewa terhadaap agamanya, menghadirkan ketaatan terhadap hukum. Ini sesuai dengan agama Islam yang mereka peluk. Karena sesungguhnya “Islam” juga memiliki makna dan mengajarkan keamanan, keselamatan dan kesejahteraan.
Indonesia dan Maladewa memiliki akar sejarah yang sama. Karena agama Islam yang menyebar di Indonesia dan Maladewa dibawa oleh ulama yang sama, yaitu Ibnu Batutoh. Sebelum menyebarkan agama Islam di Aceh, Ibnu Batutoh sudah terlebih dahulu menyebarkan Islam di Maladewa.