image

Syarief Hasan : Pesantren Tempat Mencetak SDM yang Memiliki Kompetensi dan Integritas

Jumat, 19 Maret 2021 20:53 WIB

 

Wakil Ketua MPR Dr. Sjarifuddin Hasan, MM, MBA, mengatakan bahwa pondok pesantren adalah tempat candradimuka pemimpin-pemimpin bangsa yang berkualitas di negeri ini. Pesantren memberi warna bagaimana mencetak sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan integritas.

"Karena itu saya menggarisbawahi bahwa anggapan dan pandangan pondok pesantren sebagai cikal bakal intoleransi dan radikalisme adalah anggapan dan pandangan yang keliru," kata Sjarifuddin Hasan dalam sosialisasi Empat Pilar MPR di Pondok Pesantren Yaa Bunayyah Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (19/3/2021). Sosialisasi yang digelar secara lesehan ini dihadiri Pimpinan Pondok Pesantren Yaa Bunayyah K.H. Asnawi Muhammadiyah dan staf ahli wakil ketua MPR Jafar Hafsah.

Syarief Hasan, sapaan Sjarifuddin Hasan, mengungkapkan lebih senang mengunjungi pondok pesantren. "Karena itulah saya mempunyai program mengunjungi pondok pesantren-pondok pesantren. Saya memberikan prioritas untuk kunjungan ke pondok pesantren," ujarnya.

"Sejak awal saya mengatakan bahwa pondok pesantren adalah tempat candradimuka pemimpin-pemimpin bangsa yang berkualitas di negeri ini. Karena itu kalau ada yang berpandangan bahwa pesantren adalah basisnya intoleransi dan radikalisme adalah salah dan keliru," imbuhnya.

Justru sebaliknya, lanjut Syarief Hasan, kalau ingin melihat orang yang memiliki integritas dan loyalitas kepada bangsa dan negara serta agamanya maka datanglah ke pondok pesantren. "Pesantren memberi warna bagaimana mencetak sumberdaya manusia yang benar-benar memiliki kompetensi dan integritas. Inilah yang saya ingin garisbawahi," tandasnya.

Selama beberapa kali mengunjungi pondok pesantren, Syarief Hasan mendapat bukti bahwa para santri memiliki pemahaman tentang Empat Pilar MPR. "Dalam setiap sosialisasi saya memberikan pertanyaan tentang Empat Pilar dan soal ketatanegaraan, para santri bisa menjawab dengan benar. Itu menunjukkan bahwa para santri adalah Pancasilais. Mereka loyal kepada UUD NRI Tahun 1945, setia pada Pancasila dan NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Jadi luar biasa," paparnya.

Untuk menangkal dan mencegah paham radikalisme di pondok pesantren, Syarief Hasan menyatakan pentingnya pendidikan. "Perlu pendidikan, termasuk sosialisasi Empat Pilar MPR ini ditanamkan pada para santri sebagai tindakan pencegahan untuk menangkal paham-paham radikalisme yang mencoba masuk ke pesantren. Karena itu di pesantren tidak hanya diajarkan pendidikan agama tetapi juga pendidikan umum seperti kewarganegaraan atau lainnnya yang berbasis pada kecintaan terhadap bangsa dan negara," katanya.

Dia menambahkan bahwa sosialisasi Empat Pilar MPR di pesantren adalah untuk melihat sejauhmana pemahaman para santri tentang Empat Pilar MPR. "Dan, ternyata mereka paham semua. Ini terbukti dari beberapa pertanyaan yang kita ajukan kepada para santri bisa dijawab semua," katanya.

Dalam sosialisasi Empat Pilar MPR ini, Syarief Hasan mengajukan beberapa pertanyaan kepada para santri. Misalnya pertanyaan tentang kewenangan MPR, DPR,  tentang berapa kali Indonesia melakukan amandemen  UUD, dan lainnya. Syarief Hasan memberi hadiah jika santri bisa menjawab pertanyaan. "Itulah salah satu bukti bahwa para santri adalah Pancasilais, loyalis, integritasnya luar biasa," ucapnya.


Anggota Terkait :

Prof. Dr. H. SJARIFUDDIN HASAN, M.M, M.B.A.