image

HNW: Perlu Meningkatkan Hubungan Indonesia-Taiwan

Kamis, 21 November 2019 16:38 WIB

 

Kamis, 21 November 2019, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) kedatangan tamu dari ‘Taipei Economic and Trade Office (TETO)’. Delegasi yang dipimpin oleh John Chen itu diterima oleh HNW di ruang kerja Lt.9, Gedung Nusantara III, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta.

Dalam kesempatan tersebut John mengucapkan terima kasih kepada HNW sebab di tengah kesibukan sebagai politisi dan Wakil Ketua MPR, dirinya sudi menerima delegasi TETO yang berjumlah 5 orang. “Selamat kepada Bapak yang terpilih kembali menjadi Wakil Ketua MPR”, ujarnya. “Bapak orangnya sangat popular”, puji John.

Kepada HNW, John mengatakan negaranya, Taiwan, hidup juga dengan mengunakan nilai-nilai seperti terkandung dalam Pancasila. Diungkapkan di sana kehidupan sangat beragam dan menghargai perbedaan. Negara yang bertetangga dengan China itu diakui sangat terbuka dengan ummat Islam. “Ada restoran halal dan tempat ibadah buat ummat Muslim”, tuturnya.

John mengharap hubungan Indonesia-Taiwan ditingkatkan. Hubungan selama ini terjalin sudah bagus. Di sana dikatakan ada banyak mahasiswa dan pelajar dari Indonesia yang menempuh studi. “Saya berharap pelajar dan mahasiswa dari Indonesia bertambah”, ujarnya.

Bagi diplomat Taiwan yang ada di Indonesia, nama HNW bukan hal yang asing. Mereka sering bertukar pendapat dan minta masukan untuk meningkatan hubungan kedua negara. Sisi akademisi yang dimiliki HNW diakui oleh para diplomat atau perwakilan Taiwan di Indonesia. Lewat TETO, John mengundang HNW untuk memberikan kuliah umum atau stadium general di negara yang juga bertetangga dengan Jepang itu. “Saya berharap hubungan yang sudah baik dengan Indonesia dipertahankan dan dijaga”, harap John.

Menerima tamu dari Taiwan, bagi HNW bukan kali pertama. Kedatangan TETO disambut dengan terbuka oleh Wakil Ketua Badan Wakaf Pondok Pesantren Gontor itu. Dirinya sepakat bila pelajar dan mahasiswa dari Indonesia lebih banyak belajar ke Taiwan. “Saya akui kualitas pendidkan di Taiwan sangat tinggi”, ujarnya. “Selevel dengan negara maju Asia lainnya”, tambahnya. Untuk itu pria asal Klaten, Jawa Tengah, itu mendorong pelajar dan mahasiswa yang berasal dari berbagai perguruan tinggi negeri, swasta, bahkan pondok pesantren untuk bisa mendapat beasiswa.

Mendapat undangan menjadi pembicara utama di Taiwan, HNW mengatakan, “insha Allah”. Dirinya bersyukur berbagai forum dunia telah diikuti dan diaktivi. HNW menyebut berbagai organisasi dunia di mana dirinya menjadi anggota bahkan juga diakui sebagai salah satu ulama dunia.

HNW sepakat dengan harapan John bila hubungan Taiwan-Indonesia ditingkatkan. Dirinya lewat fraksinya yang ada di DPR akan mendorong peningkatan hubungan itu. Ia serius peningkatan hubungan sebab Taiwan diakui sebagai negara yang maju, berkualitas, dan terbuka bagi masyarakat dan bangsa Indonesia. “Kita mendukung peningkatan hubungan”, tegasnya.

Kepada John dan delegasi lainnya, HNW menceritakan kemarin dirinya bersama pimpinan MPR berkunjung ke kantor Persatuan Umat Budha Indonesia (Permabudhi). Kunjungan itu dilakukan untuk melakukan serap aspirasi terkait amandemen UUD NRI Tahun 1945. Amandemen UUD disebut oleh HNW sebagai isu yang ada di MPR. Diakui ada keinginan untuk menghidupkan kembali haluan negara ala GBHN. Diungkapkan GBHN merupakan pola pembangunan yang sangat popular pada masa Presiden Soeharto. “Saat reformasi hal demikian dihilangkan”, ujarnya. Namun sekarang ada keinginan untuk menghidupkan kembali model pembangunan yang demikian. Selama ini model pembangunan yang ada berdasarkan pada misi dan visi calon Presiden.

Terkait nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila hidup di Taiwan, hal demikian dibenarkan oleh HNW. Dalam sejarah, Soekarno mengaku terinspirasi ajaran San Min Chu I (Tiga Prinsip Rakyat). “San Min Chu I digagas oleh Sun Yat Sen, bapak modern Tiongkok maupun Taiwan”, ujarnya.