image

Ketua MPR: PPHN Sebagai Keniscayaan Demi Masa Depan Negara-Bangsa

Minggu, 16 Februari 2020 09:39 WIB

Ketua MPR Bambang Soesatyo mengingatkan bahwa pembaruan Pokok-pokok Halauan Negara (PPHN) merupakan keniscayaan agar pembangunan berkelanjutan negara-bangsa leluasa  beradaptasi dengan roda perubahan zaman yang terus berputar.

Pembaruan halauan negara harus digagas untuk merespons perubahan zaman yang menghadirkan banyak tantangan baru yang dihadapi Generasi Milenial dan Generasi-Z. Pada era disrupsi sekarang ini, Indonesia pun telah melakoni perubahan itu.

Tetapi, pada saat yang sama, muncul juga kesadaran bahwa Indonesia belum sepenuhnya siap menanggapi seluruh perubahan itu. Ketika banyak komunitas terus beradaptasi dengan era Industri 4.0, sudah muncul tantangan terdekat yang disebut society 5.0,  atau revolusi Industri 5.0.

Rangkaian perubahan zaman itu memang dirasakan sangat cepat. Namun, semua perubahan itu sulit dihindari. Dan, karena itulah setiap negara-bangsa terus berupaya membarui halauannya masing-masing agar cepat beradaptasi.

Dewasa ini, keseharian masyarakat Indonesia juga diwarnai dengan wacana pembaruan halauan negara-bangsa. Tema yang dikedepankan oleh MPR adalah pembaruan PPHN. Sejak 1998, halauan negara dituangkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) dan jangka menengah (RPJMN). Pertanyaannya, apakah RPJPN dan RPJMN pada rentang periode waktu itu sudah mengantisipasi ragam perubahan pada era disrupsi sekarang ini?

PPHN sejatinya tak hanya memperkuat sistem presidensial, melainkan justru akan mendukung dan memperkuat kinerja presiden hasil pemilu 2024, 2029, 2034, 2039 dan seterusnya dalam membangun bangsa dan negara. Sebab, semua agenda pembangunan nasional sampai tahun 2045 akan dirangkum secara garis besar dalam PPHN.

Tentu saja PPHN memuat juga dorongan kepada Presiden untuk mengantarkan negara-bangsa mampu menanggapi perubahan, semisal pada era Society 5.0 nanti.

Sejumlah negara sudah beradaptasi dengan membarui cita-cita atau halauan masa depan. Visi ‘Make America Great Again’ dikumandangkan Presiden Amerika Serikat  Donald Trump, yang akan dilanjutkan dengan slogan ‘Keep America Great’ untuk kampanye pemilihan presiden tahun 2020 ini. Di Eropa, Inggris akhirnya keluar dari pasar tunggal Uni ropa (UE).

Jepang di bawah Kaisar Naruhito  sejak Mei 2019 juga memasuki era baru, Reiwa (harmoni). Cina  mencapai kedigdayaan ekonominya karena konsisten dengan halauan negara yang dirumuskan sejak era kepemimpinan Deng Xiaoping pada dekade 70-an, yang dikenal dengan Gaige Kaifang  atau reformasi dan keterbukaan. Di Arab Saudi, Putra Mahkota Pangeran Mohammed Bin Salman membarui halauan kerajaan itu dengan Visi Arab Saudi 2030. (Bamsoet)