image

Konsensus Kebangsaan Menjamin Peningkatkan Partisipasi Perempuan di Ruang Publik

Rabu, 25 Oktober 2023 15:22 WIB

Partisipasi perempuan dalam  institusi sosial dapat dimulai dari elemen terkecil seperti keluarga dan komunitas. Dari institusi itu perempuan diharapkan mampu memberi kebaruan dalam  penentuan arah dan kebijakan untuk memenuhi hak dasar setiap warga negara.

"Perempuan harus mampu mengambil peran di berbagai bidang, karena sejatinya perempuan itu adalah tiang negara," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat saat Sosialisasi Empat Konsensus Kebangsaan bertema  Perempuan, Perdamaian dan Keamanan di Kawasan Asia Tenggara di depan para anggota Kongres Wanita Indonesia (Kowani) di sela kunjungan peserta ASEAN Confederation Of Woman's Organization (ACWO) Forum di Gedung Nusantara 4, Kompleks DPR/MPR Jakarta, Rabu (25/10).

Menurut Lestari, dengan perempuan yang sehat dan tangguh akan mampu mewujudkan keluarga sejahtera yang pada akhirnya membentuk negara yang kuat.

Apalagi, ungkap Lestari, sejarah mencatat bahwa dalam bidang politik, perempuan di kawasan  ASEAN memiliki  rekam kepemimpinan eksekutif yang menggerakkan perubahan misalnya Megawati  Soekarnoputri menjadi Presiden ke-5 Indonesia, Corazon Aquino pernah menjabat  sebagai Presiden kesebelas dan Gloria Macapagal-Arroyo sebagai Presiden  keempatbelas Filipina.

Selain itu, tambah Rerie, sapaan akrab Lestari, di bidang ekonomi perempuan ASEAN juga berperan penting  dalam pembangunan ekonomi masyarakat di era berkembangnya teknologi informasi saat ini.

Dalam sejarah Indonesia, tegas Rerie yang juga legislator dari Dapil II Jawa Tengah itu, perempuan berperan penting dalam upaya  menciptakan perdamaian, mempertahankan keamanan melalui bidang-bidang yang  digeluti.

Eksistensi para sultana di Aceh dan para ratu di Jawa di masa kerajaan Nusantara, tambah Rerie, meneguhkan bahwa perempuan mampu memberi kebaruan dalam bidang politik, pendidikan, kesehatan, ekonomi serta pertahanan dan keamanan.

Dalam lingkup kawasan, ungkap Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, bahkan pada 2017,  Joint Statement on Promoting Women, Peace and Security in ASEAN diterbitkan  untuk menegaskan kembali komitmen bersama terhadap agenda Women, Peace  and Security (WPS)

Meski perempuan berperan signifikan, Rerie berpendapat, dalam beberapa bidang utama  kehidupan sosial kemasyarakatan, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi  perempuan saat ini terkait polemik afirmasi dan partisipasi politik serta kesetaraan,  konflik pemilihan umum, perlindungan bagi pembela HAM perempuan,  serta  perlindungan bagi perempuan adat.

Menyelisik situasi dalam negeri, tambah dia, perempuan sebagai tiang keluarga mesti  menempatkan setiap tantangan dan keseluruhan konteks peristiwa dalam bingkai  konsensus kebangsaan.

Konsensus Kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan  Bhineka Tunggal Ika, tegas Rerie, menjamin pemenuhan hak-hak dasar manusia dengan kewajiban  yang melekat dalam nafas kesetaraan dan perlindungan secara menyeluruh.

Pancasila  sebagai dasar dan ideologi kehidupan berbangsa, tambah dia, mengedepankan intisari gotong-royong  dalam rangka perwujudan kapabilitas manusia berbasis spiritualitas, kemanusiaan,  persatuan, dialog dan keadilan.*


Anggota Terkait :

Dr. LESTARI MOERDIJAT S.S., M.M.