image

Abdul Kadir Karding: Belah Dadaku, Di Sana Ada Darah Pancasila

Minggu, 14 Juni 2015 22:48 WIB

Jakarta - Berbagai persoalan yang dihadapi bangsa ini, saat ini sangat beragam dan makin aneh. Persoalan yang paling besar adalah makin tergerusnya atau makin lunturnya pemahaman dan pengamalan Pancasila sebagai nilai luhur bangsa antara lain makin hilangnya sifat kegotong royongan, sopan santun, yang muncul malah yang aneh-aneh.

Yang aneh-aneh tersebut antara lain, munculnya faham-faham radikalisme faham-faham nyeleneh seperti ISIS yang makin mewabah. Lalu fenomena-fenomema kriminal mengkhawatirkan yang makin marak terjadi.  Yang paling baru dan panas adalah peristiwa pembunuhan seorang anak perempuan yang masih berusia 8 tahun Angeline di Bali.

Semua fenomena-fenomena negatif tersebut dikarenakan bangsa ini minim pemahaman dan pengamalan nilai-nilai luhur bangsa.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Fraksi PKB MPR RI Abdul Kadir Karding, saat membuka secara resmi Seminar Kebangsaan FPKB MPR RI dengan tema ' Memperkokoh Nilai-Nilai Kebangsaan, Untuk Mengembalikan Keutuhan Jati Diri Bangsa di Era Globalisasi', di Ballroom Mercure Hotel Ancol, Jakarta, Sabtu ( 13/6 ).

"Untuk menghadapi fenomena-fenomena negatif tersebut bangsa ini perlu memaksimalkan aksi nyata untuk membumikan, untuk memunculkan kembali nilai-nilai luhur bangsa yakni Pancasila," ujarnya.

Nahdlatul Ulama ( NU ) sebagai orang tua kandung PKB, lanjut Abdul Kadir Karding, sudah menetapkan sikap bahwa Pancasila dan NKRI final harga mati.  Semua sudah diputuskan NU dalam berbagai muktamar dari awal sampai akhir.

"PKB sebagai anak kandung NU tentu saja menentukan sikap juga bahwa Pancasila dan NKRI final dan harga mati.  Kalau dibelah dada kami, maka ada darah Pancasila, darah negara," tegasnya./der